Longsor di Lembah Anai, Akses Jalan Padang-Bukittinggi Terputus


Bukittinggi, (jelajahperistiwa.com) - Kepolisian Resor (Polres) Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), melaporkan akses jalan Padang-Bukittinggi terputus imbas tanah longsor di daerah Lembah Anai pada Kamis dini hari. Longsor tersebut menutup jalan sehingga tidak dapat dilewati.

"Terdapat dua titik longsor di jalur Lembah Anai, masing-masing di pendakian Singgalang Kariang dan pemandian Mega Mendung," kata Kasat Lantas Polres Padang Panjang AKP Pifzen Finot di Padang Panjang, dilansir Antara, Kamis (27/11/2025).

Selain tanah longsor, terdapat peristiwa pohon tumbang di dua lokasi berbeda. Peristiwa pertama terjadi sekitar pukul 03.00 WIB di kawasan pendakian Singgalang Kariang. Material longsor berupa timbunan tanah dan batang pohon menutup seluruh badan jalan, sehingga kendaraan dari kedua arah tidak dapat melintas.

Selanjutnya, beberapa jam kemudian, peristiwa pohon tumbang kembali terjadi sekitar pukul 06.00 WIB di kawasan pemandian Mega Mendung, jalan raya Kota Padang-Kota Bukittinggi. Imbas dua kejadian tersebut, mobilitas warga dan logistik di akses jalan Padang-Bukittinggi terhenti.

"Penutupan terjadi di dua titik yang jaraknya berdekatan sehingga akses penghubung antarkota ini tidak dapat difungsikan sementara waktu," ujar dia.

Petugas gabungan dari kepolisian dan instansi terkait pun telah bersiaga di lokasi bencana. Petugas menyingkirkan material longsor dan mengevakuasi pohon tumbang.

Baca juga:
Banjir Bandang Landa Agam Sumbar, 2 Orang Hilang-135 KK Mengungsi
"Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan jalur alternatif hingga proses normalisasi jalur selesai," ucapnya.

Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau, Padang Pariaman, Provinsi Sumbar, telah mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di provinsi tersebut, yang diperkirakan masih berpotensi terjadi hingga 29 November 2025.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan mengatakan peringatan cuaca ekstrem tersebut sehubungan dengan adanya bibit siklon tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di wilayah Selat Malaka sebelah timur perairan Aceh.

Kondisi tersebut, kata dia, memicu pola pertemuan arus angin atau massa udara di Sumbar serta Indeks Ocean Dipole (IOD) bernilai negatif sehingga meningkatkan suplai uap air dan kelembapan yang menyebabkan kondisi atmosfer labil.

Detik.com
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال