Bangkinang, (jelajahperistiwa.com) - Penjabat Bupati Kampar yang diwakili Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kampar Ahmad Yuzar, S,Sos, MT, memimpin pelaksanaan Puncak Hari Koperasi Nasional (Harkop) ke-77 tingkat Kabupaten Kampar.
Hadir dalam apel gabungan itu diantaranya Kepala Dinas Koperasi UMKM Kampar Dendi Zulhairi, seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian Lepas (THL) dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar. Apel itu digelar di lapangan Upacara Kantor Bupati Kampar.
Pada kesrmpatan tersebut, Pj.Sekda Kampar membacakan Pidato Menteri Koperasi Republik Indonesia Teten Masduki, beliau menyampaikan “Koperasi Sebagai Ekosistem untuk Konsolidasi, Akselerasi dan Eskalasi Ekonomi Mikro dan Kecil”.Tema ini sengaja diambil untuk meneguhkan peran strategis koperasi dalam mengantarkan Indonesia Emas 2045”ucapnya.
Selanjutnya dalam teks pidato Menteri Koperasi tersebut, Ahmad Yuzar menambahkan beberapa tahun terakhir ini, bangsa-bangsa di dunia tengah menghadapi himpitan krisis yang tidak mudah. Mulai dari krisis ekonomi, krisis pangan, krisis energi, krisis iklim dan bahkan krisis geopolitik yang puncaknya menambah ketidakpastian dalam segala sendi kehidupan. Tantangan serupa juga terasa dampaknya dan tengah kita hadapi di Tanah Air, seperti gejolak harga pangan dan ketidakpastian masa panen.
“Ketidakpastian hanya mungkin bisa kita jawab dengan prinsip kehati-hatian, dengan diagnosa yang benar, dengan “formula obat” yang tepat, dengan aksi yang cepat dan yang paling mendasar adalah dengan kebersamaan yang kuat. Pembelajaran inilah yang kita dapati saat melewati krisis Pandemi Covid-19 atau bahkan krisis-krisis lain yang telah dilewati sebelumnya”ujarnya.
Lebih jauh Ahmad Yuzar menyempaikan pada peringatan 77 Tahun Hari Koperasi kali ini, menjadi penting untuk merefleksikan bagaimana agar peran koperasi di Tanah Air semakin strategis dalam menjawab tantangan krisis dan ketidakpastian tersebut, khususnya untuk mempercepat ikhtiar kebangsaan keluar dari middle income trap. Hari ini, pendapatan perkapita rakyat kita diperkirakan baru sekitar US$ 4.919 (2023).
Untuk menjadi negara maju di 2045 nanti, pendapatan per kapita ini harus bisa naik setidaknya 5 kali lipat. Pertanyaannya, bagaimana target itu dapat dicapai dalam situasi krisis dan serba ketidakpastian. Selanjutnya, apakah target itu dapat tercapai dengan struktur ekonomi yang ada saat ini.
“Lebih dari 99 persen dari pelaku usaha di Tanah Air adalah Usaha Mikro. Tiap-tiap krisis, populasi Usaha Mikro semakin melebar hingga menyebabkan terjadinya persaingan usaha yang kompleks, tidak hanya antara Usaha Mikro dengan skala usaha yang lebih besar, tetapi mereka bahkan telah bersaing antar sesama Usaha Mikro untuk memperebutkan “kue ekonomi” yang semakin terbatas”kata Ahmad Yuzar
Ahmad Yuzar juga menjelaskan usaha Mikro ini pula yang menempati porsi terbesar dari pelaku usaha yang belum mendapatkan akses pembiayaan formal, belum mendapatkan akses inovasi dan teknologi atau bahkan usaha mereka paling rentan terhadap perubahan lingkungan. Maka, mustahil ikhtiar kebangsaan untuk menaikkan pendapatan per kapita 5 kali lipat pada 2045 nanti dapat dicapai dengan mengandalkan struktur ekonomi yang ada saat ini.
Disisi lain, Pj. Sekda itu juga menjelaskan disinilah peran koperasi menjadi sangat penting guna melengkapi ekosistem usaha rakyat agar dapat tumbuh dari Usaha Mikro ke Usaha kecil; Usaha Kecil ke Usaha Menengah; dan terhubung ke dalam rantai pasok industri nasional. Sebagai contoh, koperasi telah menjadi solusi pembiayaan mikro yang paling banyak di akses oleh rumah tangga di Indonesia (4,25%) setelah Bank Umum selain Kredit Usaha Rakyat/KUR (4,95%).
Dalam kesempatan itu Ahmad Yuzar juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus dan segenap anggota koperasi dimanapun berada. Ketekunan dan keteladanan Bapak, Ibu dan Saudara-saudara dalam berkoperasi telah ikut mengantarkan ekonomi Indonesia tumbuh semakin berkualitas seperti sekarang ini. Namun, kita tidak boleh cepat berpuas diri.
Kita membutuhkan lebih banyak lagi koperasi-koperasi sektor riil, sektor produktif yang mampu mengoptimalisasi pengelolaan sumber daya alam agar lebih adil dan menyejahterakan. Kita membutuhkan lebih banyak lagi koperasi-koperasi yang menyediakan inovasi dan teknologi sehingga menjadi ekosistem usaha yang lebih menjanjikan bagi anak-anak muda untuk berkiprah.
“Saya berharap, semangat berkoperasi itu terus kita tularkan kepada generasi muda. Mari manfaatkan kehadiran Koperasi Multi pihak sebagai terobosan untuk menarik minat dan bakat anak-anak muda Indonesia yang terbukti unggul”pungkasnya.(prot-dokpim)